Wednesday, October 29, 2008

Dulu momok sekarang classmate... abstrak

(image from blog.talk360.com)

Apa yang dulu menjadi momok setiap ahir semester sekarang menjadi hal yang paling menyenangkan untuk dikerjakan. Yup, matematik memang momok bagiku waktu SMP. Tapi hari ini, persamaan-persamaan yang ,mereka bilang, gak jelas itu menjadi hal yang paling menyenangkan untuk dikerjakan daripada harus menulis laporan praktikum 18 lembar dengan tulisan tangan. Apalagi jika sang asisten praktikum memang sedikit suka "menyiksa" para praktikan.

Lantas kenapa waktu itu matematik sangat menyebalkan?

jawabannya mungkin karena kita kurang merasa asik waktu bergumul dengan persamaan-persamaan itu. Sebenarnya, dia digunakan hanya untuk representasi dari dunia fisik, dalam pemodelan berbagai permasalahan teknik, ekonomi dan lain-lain. Jika kita terlalu lama bergumul dengan "mereka" tanpa tahu aplikasinya kebanyakan dari kita pasti merasa bosan(kebanyakan, so ada beberapa orang yang memang senang bercinta dengan benda abstrak tanpa bosan).


Tapi hal yang lebih menakutkan adalah ketika kita dihadapkan dengan sistem fisik yang harus ditangani dengan model matematik, sedangkan kita belum benar-benar paham metodenya! Aagh... rasanya pasti kayak kehujanan pas keluar rumah di ahir musim kemarau. Sayang banget, kenapa rasa malas datang duluan sebelum seluruh bab terselesaikan? Padahal tinggal sedikit bgt.


Makanya sebelum hal yang sama terjadi dalam kuliah Anda yang sangat penting, lebih baik Anda belajar cara menangani kebosanan dalam matematik. Mungkin untuk saat ini, lucu kalo kita masih merasa risih dengan matematik, tapi sangat wajar kalo kita merasa risih dengan DOSEN! yah DOSEN!!!!


Dosen adalah sumber ilmu, kata mereka, tapi juga karena dosen kadang-kadang kuliah malah jadi semakin rumit, runyam! dan berahir dengan kebutaan... he he.. Itu fakta, banyak kuliah dengan topik-topik yang menyenangkan malah menjadi "mbulet kyk bolah bol" ketika sang dosen menjelaskan dengan bahasa pemrograman(???) yah dia mungkin gak tahu kalo para peserta kuliah adalah homosapien yang berbicara dalam bahasa mereka sendiri. yah.. itu adalah cobaan, sebelum kita lulus dan menjadi DJ nantinya.

Ok, balik ke rasa bosan, nah kalo bosan dengan math, Anda bisa melihat berbagai aplikasinya sehingga dia tampak lebih nyata. Seperti penggunaan Mapple, misalnya. Dengan begitu, matematik akan jadi lebih asik. Tapi untuk menghilangka kebosanan di kelas dosen yang "mantap" saya sendiri juga masih bingung, mereka pikir kitalah yang harus menyesuaikan dengan kondisi kelasnya. "This is my class, so if U wanna get an A on final, just do it on my way. it's my way or the hi way" kata sang dosen, "Ough Sh**!, we're done, Man!" sahut Iyus.

Matematik sangat luas, gak tau gimana dulu orang-orang "abstrak" itu berlomba-lomba untuk menambah koleksi persamaannya. Pantes kalo ada fisikawan yang bilang kalo setiap soal fisika bisa diselesaikan dengan sekurangnya 6 cara yang berbeda. Nah, kalo paham lebih dalam tentu sangat menyenangkan, yah, bukan hanya membantu tapi juga menyenangkan. Persamaan Kirchoff misalnya, persamaan yang sudah dikenal sejak SMP itu bisa diselesaikan dengan berbagai cara dalam math, ketika kita bicara arus rangkaian sebagai fungsi dari waktu i(t) dalam sebuah rangkaian RLC, maka analisa integral dan defferensialnya akan sangat menyenangkan alias "rumit". Tapi, sebenarnya ada transformasi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persamaan defferensial ini, misalnya Laplace. Nah, dengan Laplace transfomation kita bisa menyederhanakan berbagai operasi "ruwet" itu.


So, momok yang waktu SD dulu datang sebagai satu-satunya warna merah di rapor, sebenarnya adalah hal yang sangat menyenangkan kalo sering kita gunakan.

Tuesday, October 28, 2008

Latch dan Flip-flop (Bedanya..?)

keterangan gambar = atas: rangkaian RS Flip-flop/latch; bawah: chip D flip-flop

Latch dan flip-flop adalah bagian dari rangkaian sekuensial dalam Logic Circuit.

Yaitu rangkaian logika yang uotputnya dipengaruhi oleh input sekarang dan output sebelumnya. Menurut definisi wikipedia latch adalah rangkaian elektronik yang mempunyai dua kondisi stabil dan karena itu dapat menyimpan satu bit informasi. Flip-flop juga didefinisikan demikian setidaknya secara teknis keduanya adalah sama dan Anda tidak akan mendapatkan perbedaan antara keduanya ketika mempelajarinya dari buku-buku teknik digital. Memang perbedaan antara keduanya belum pernah menjadi hal penting selama kuliah di kelas, sampai ketika pertama kali masuk Lab. Teknik Digital ada asisten iseng yang bertanya "kenapa harus ada latch dan flip-flop kalo memang keduanya sama?"....

bukankah kita melihat dua hal sama karena kita tak mampu melihat perbedaan antara keduanya..?

Nah... ternyata kuncinya ada pada kata "transparent" dan "non-transparent" flip-flop lebih "maju" dan praktis daripada latch yaitu: sudah berada pada satu paket chip dan karena itu Anda tidak akan melihat gate-gate dasar pada sebuah Chip Flip-flop yang Anda beli, makanya disebut n0n-transparent.

sebaliknya sebuah latch masih tersusun dari chip-chip yang berupa gate-gate dasar. Sehingga untuk menyusun latch kita harus membeli chip gate dasar yang diperlukan, karena dipasaran tidak ada chip untuk latch. Karena itulah latch disebut rangkaian transparent, maksudnya "jeroan"-nya masih kelihatan...

untuk fungsi yang lebih kompleks, dalam praktiknya latch tidak digunakan karena kurang praktis tentunya.

Saturday, October 25, 2008

Jogjakarta day 2




My mind’s washed away into a dream…
I was sitting with her in a long chair in Malioboro sidewalk, just like the first time I met her with other students of Atma. But there is something different. We’re separated although we sit on the same chair. She made a gap between us. And I just don’t know what to do, I feel so hesitate this time. It is all is because of my pathetic idea of leaving. But I got no solution for such damned trouble; I can’t even take their advices. I’m an introvert person; I got someone to love, someone to share my life with, but I never be able to solve my own troubles. We just clam up; everything is so still, as quiet as if no crowd walks in front of us. Something is wrong; everyone has gone.
The rain doesn’t fall but why everything gets so cold, so still? I can’t break this damned atmosphere. We never felt such ambience before. Why this shit happen on the last day I meet someone I love? This is not wat I hope to be on the last day I see my girl. People can just mock my fool idea, in spite of the fact that they don’t even feel the same suffering I do. Just they are so ridicules!!
Asshole… u never understand any fucking introvert boy like me…
wat if u were me, huh?
Wat if ur family can’t live normally becuze of ur shit on ur 20?
Do y’all still think that ur girl is the first thing u gotta figure out?
Fuck y’all! U can only make a mock of my shit.
El…please trust me, we shouldn’t go this way. This town is the best place ever for me; u gave me all I need. U gave me community, a family. You are my girl, my friend, the best one I got. Of course I never want this afflicting day come. But, just…
Unexpectedly, I feel a hand moves my shoulder”wake up Dude... come on! the sun has raised so high...” oh shit, its Igun woke me up”ooh Man... Wat an early bird! U wanna catch the worms? I’m still so sleepy, beside, you broke up my dream.”
”listen, I got an exam this morning and this is the last day. So, U gotta help me, just write a lil notes for me, you rewrite Mahfudz notes. I’m gonna need it. Come on...Just get up, grab the pen and U will be doing the best thing for ur god damned best friend in Jogja. At least for this time”
“What kind notes? U want me to help you to do some dishonest ways in exam?”
“Damn, u re right...hahaha...U knew me. Come on, just this time. It’s gonna be started on 7, and I still have alotta thing to do, I gotta bath first. Come on just help me.”


..oOo..

I try to call Maja, but her number isn’t even activated. It is Friday August 22nd 2008, the 5th day on the last week before my classes in Surabaya starts. I have actually told her that I was going to come by her place in Jogja, since we can only meet on holidays at home and never be able to see each other in Jogja itself. I don’t know, but I think she must be really busy with her “organization” in college. She had been interested in that field since in hi school before she entered “Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris” of UNY. Well, it’s ok I can’t see her on the last time I stay in this town. But, actually it’s really deplorable. I actually wanted to see every meaningful person I ever met during in Jogja. I always try to make it the last, the last time I feel sad for moving and moving. Something really deplorable is my relationship with El, because she is the best friend I got, she is my only love, and now I gotta leave her because of my shit. Hence, I had long time decided, before I knew that its gonna be really pathetic, to end all of wat they call as running away from God’s destiny. I never ever want to run from my own troubles anymore, for they have been made for me to solve.


I ride my bike to every corner of UGM where I used to spend Sunday morning with my friends. But I don’t see anyone I knew. May be they haven’t return from holidays, or they may be really busy in their faculties with the new students.

Wednesday, October 8, 2008

Bitumen Aspal Buton sebagai Propelan Roket

Setelah kabar gembira tentang keberhasilan para ilmuwan LAPAN menciptakan propelan secara mandiri, beberapa saat yang lalu muncul satu lagi berita penemuan propelan roket dari bitumen aspal.

Adalah sebuah penelitian hasil kerjasama Dislitbang TNI AL dengan Universitas Gadjah Mada selama kurang lebih satu tahun yang berhasil menemukan jenis propellant roket dari bitumen aspal. Dalam hal ini aspal yang digunakan adalah aspal dari Buton, karena hasil ekstrkasinya mengandung bitumen sekitar 20-35%. Sedangakan yang dibutuhkan untuk propelan hanya sekitar 20% bitumen. Dan aspal di belahan dunia rata-rata hanya mengandung 15% bitumen.
Rencananya, bahan ini akan digunakan untuk ‘menghidupkan kembali’ misil TNI AL yang propelannya telah melewati usia pakai. Seperti Strella-2 atau SA-7 dari Russia, yang disini dikenal dengan AL-1M(sebuah rudal panggul anti pesawat). Ir. Sayono (UGM) optimis propel-X, demikian bahan ini disebut, bisa digunakan untuk menggantikan propelan rudal seukuran MM-40 Exocet. ”Saya yakin karena burning time propel-X lebih bagus (singkat) dari propelan Exocet. Jika sustaine exocet mencapai 20 detik, propel-X hanya 13 detik. Sedang untuk booster, jika exocet 16 detik propel-X hanya 3 detik,” katanya. Bahan ini bahkan mampu mendongkrak kecepatan misil dari Mach 1.4 menjadi Mach 1.7.

Dari pihak UGM ,dalam hal ini Ir. Sayono, pada tahun 2000 telah mematenkan penemuannya yang berupa teknik ekstraksi aspal. Dia dicatat dalam 1000 inventor dunia sebagai penemu teknik ekstraksi aspal. Sebenarnya Ir. sayono sendiri bukanlah orang baru dalam bidang peroketan. Pada 1960-an saat UGM meluncurkan roket GAMA-1, 2, dan 3, beliau termasuk ke dalam tim pembuat roket tersebut. Selain itu, Alm. Prof Muslim, mantan guru besar Fisika UGM, juga termasuk mahasiswa yang terlibat dalam proyek itu.

Terlepas dari fakta apakah bahan ini akan digunakan untuk roket LAPAN atau tidak. Ini tetap sebuah kabar gembira bagi beberapa orang yang terlibat dalam bidang peroketan Indonesia dan sekaligus pencapaian hebat seorang putera bangsa. Patut disukuri karena dunia peroketan Indonesia sadang berada pada tahap dimana masyarakat umum mulai mempertanyakan prestasi LAPAN. Meskipun beberapa decade yang lalu Negara kita ini adalah yang kedua meluncurkan roket di Asia setelah Japan. Kini tampaknya hal itu memang layak untuk dipertanyakan.

Entah kapan LAPAN mampu menunjukkan taringnya baik di pandangan masyarakat Indonesia ataupun ASEAN. Yang jelas saat ini lembaga tersebut sedang berupaya keras untuk itu. Maklum, lembaga ini mulai vakum dalam bidang peroketan sejak pertengahan 1960-an dan berkonsentrasi pada pembuatan pesawat terbang. Namun, selain masalah tersebut kendalanya (bahkan mungkin kendala utama) adalah anggaran yang pas-pasan. Apalagi tahun 2008 anggarannya dikurangi oleh pemerintah, sehingga mengakibatkan beberapa agenda LAPAN harus ditunda.

Kalo kita tengok kegiatan peroketan diluat negeri, dimana klub-klub pehobi roket bahkan bisa meluncurkan roket dengan diameter sekitar 300mm, maka kita telah ketinggalan sangat jauh. Sepertinya selain butuh kemampuan yang mumpuni, para ilmuwan dan insinyur di Indonesia juga butuh kesabaran. Ya.. bangsa ini memang sedang membutuhkan orang-orang sabar.

Jogjakarta day 1(the first of the last)

I raised my body from the chair when I was looking out the Sancaka windows. It’s Jogjakarta out there. It’s been two years I left this lil town, but my mind never goes far from here. For my biggest dream seemed to be embedded down this town, Jogjakarta. Since the first time I had big interest in science, physics. Before finally I gotta move out of here for another crazy reason. Craziest all my life, that reason is the most I hated one in my life.
The train entered the station of Tugu before it smoothly stops its all cars. I step out slowly with the entire crowd. I remember this station, it hasn’t changed much yet. And I think that’s the right way it should be. Jogjakarta has a really big power to pull me back as I always miss it, although it’s not a metropolitan like Jakarta, the brightest one in Indonesia. Yet there’s special charms make me feel homesick for it. I walked out the station, and just like it usually, a lot of becak drivers offer me their rides, but I just smile and walk away.


The sun is about right above my head, so hot out here. My sweats start coming out of my face, but I’m really glad this noon. I call Igun and tell him that I just arrived and I had to visit my board first before I see him. He is a very nice friend of mine and he is the only hope I got at least for this time. I walk along Malioboro then I come by the biggest mosque around for praying.


I arrive at junction of Kantor Pos Jogja and get into bus going to Bulaksumur. A couple minutes later I was there. After having lunch in a lil foods stall next to Arief board house I crossed the road to reach my long time board house, omahe Mbak Tatik, Miss Tatik home. I said salam when Mbak Tatik sister was clearing up this small shop. Then she got up and found me smiley,
”ooh.. Is that you? It’s been really long time, Nadzor, where have you been? A friend of yours told me that you’ve moved to Surabaya? Is that right?” she greeted. “Well, actually I ain’t moved anywhere. I lived with my friend near Monjali, and that’s why I never come by this home..Aha…, anyway Mbak, I brought something for you from my home. Here, just lil snacks but I’m sure it wud be hard to find around here.” Then she called her young cousin for that snack.


I go up stair and go into Andi’s room, but the guy has long time left it. The one with who I always shared has gone, moved somewhere else since he could not pay the rent, that’s what Mbak Tatik told me. I look around this room, a small room with no view outside of the only window through which air circulation can flow. But you’ll never find fresh air in this room. My belongings still stack in the corner, yet little neat. The book shelf Beni gave me is still left unused. Some big boxes contain many books of mine are also put down here. I lay down my tired body on the most comfortable bed in this room. A bed which sheet never got washed for months, this just indicates that someone lived in this room must have been a really lazy one. That is what Andi like. Despite his brilliant mind, he never got any idea to clean his room nor clear up his self either. I take off my cloth since this room is too warm for me, and then I fall to a sleep.


The sun was just about to set down when I opened my eyes and raised my body indolently from the bed. I grab the towel and then go down for bathing. I turn the spigot, fresh water wash my face. It’s so fresh, just much better than those in Surabaya. I wash my whole body, enjoying fresh water I never felt for long.


I go out for a walk, to take a look around my old college. Along the road I’m walking on, I reminisce every second I made in this place, the place where my great dream has been embedded long ago. University of Gadjah Mada is an old college in which the first experimental rocket of Indonesia was made and launched. Since my childhood I have been really curious with that thing, a rocket. But just recently when I reach high school I began searching for Indonesian rocket research information, and I found that UGM is the place where its first rocket was born which led this state to be the second to launch experimental rocket in Asia after Japan. But that was decades ago, before LAPAN (National Aerospace Institution) stopped its research in middle 1960s. Two years ago, I was a new student in UGM and I was really glad to know one of those people who were involved in constructing the rocket of 1960s. He is (the late) Prof. Muslim, a professor in physics. I joined his class on basic of physics, but he, as a professor, spoke in too high level of language of physics that I never even understood more than just 45%. Well, I think I needed special preparation before joining his class. Yet, I was really glad to know him, for he was just like a living legend for me.


I enter the Student Cooperative since I knew that it’s the only place where I can buy something I would never forget from this old college. Something like souvenir from a family tour. I know that what people should bring out from UGM is not needless complications or another complexities, but science, knowledge, both soft and hard skills for their future. Today, I’m not studying anything here. Just reminiscing my goddamned past. I have to face the reality, I mean; it’s all about my lame mentality, just lil reason of why my blur life runs so slow. This shit really dragged me backward. I think I better buy something than nothing to remember, something needless, a proof that I have ever been here when I reached 18.


The sun had just been down when I got out from the cooperative. I go to a place where I used to spend my leisure times, the old library of UGM, right next to my faculty. There is small room used as Musholla below the main stair on the ground floor. Of course there is no window on its wall, yet it’s not so sultry in this room. It’s the time for “Sholat Maghreb”; I wash my face to perform ablution before praying, and then perform the Maghreb.
On a floor one level above the Musholla, I see many students focus on what their read as if nobody realizes the day has changed to night. Book shelves, with both new and old literatures of many branches of science on them, stand in quite neat arrangement. I used to spend my days in this floor, this room. I left boring classes to library just to find some different things I never learned in physics, such as religion, philosophy and history.


I look out the window, the night has covered UGM. The night I used to pass after accomplishing regular lab-works two years ago. Tonight, I feel the same night, the same atmosphere; students hang out for some funs after their full day activities in college; people open their stalls along the road side around UGM, providing foods and places for us to hang out. What makes it different is just; my friends haven’t come back yet from their long holidays. Actually I come at improper time, but this is the only week before my classes in Surabaya begin.
I stand facing daily newspaper board, but I don’t really read the news. I’m being waiting; waiting for a right moment to call Firda; I really need to see her before leaving this town. For I don’t want people think that I told them fake about my study. But, of course I don’t tell her directly on phone about my removal. I just tell her that I need a camera for a certain necessity. She is the only student from my small high school who can reach university education in UGM. I know that she must be really disappointed to know his senior moved from this college for a simple reason.

Igun just replied my message I sent this noon. I tell him that I‘m in old library next to MIPA; and he say that he would see me in the front yard. I get out to the place as Igun told me. A view minutes later, a boy with Yamaha motorbike stop right next to me. It’s him! Oh God, this guy; he is not different with who he was two years ago. A guy who always perform like real biker, I mean; real racer.
“Oh... Dude, is that you?”
“Who do u think I’m huh? I’m the guy of Tegal who rode with ur ass at the last time meeting Risa two years ago!”
“U still remember that day? Risa, where is she now? I just kinda miss her, man. I felt like an idiot that day, why I aint ask for her phone number... ha…ha...Ha... I was so stupid. Wat about anybody else, Gun? Alvin, Johnson, all of those losers…ha…ha…ha!”
“Well, I still contact Alvin; he studied in MIPA too, just like ur ass. But, John has moved recently to Semarang, run after his dream. I never know Risa since that day and those gals in Neutrinoz I never heard ‘em either. Anyway, I’d like u to stay in my board tonight awa du u think? I live with other losers, Dude. Hahaha… come on, it’s gonna be nice.”
“U re the only hope I got ritnow, Man! As if no more place to stay downtown. Ok, let’s go. I aint get my dinna yet. Do U wanna treat me as well? hahaha…”

Pidato Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke 2

Sodara! Setelah mendengar pidato-pidato Jenderal Zinoviev, Jenderal Radek dan sodara-sodara eropa lainnya, serta berkenaan dengan kepentingan, untuk kita di timur juga, mengenai perlunya front bersatu, saya pikir saya harus angkat bicara, atas nama Partai Komunis Jawa, for jutaan rakyat tertindas di Timur (Hindia Timur).

Saya harus mengajukan beberapa pertanyaan kepada kedua jenderal tersebut. Mungkin Jenderal Zinoviev tidak memikirkan tentang sebuah front bersatu di Jawa; mungkin front bersatu kita adalah sesuatu yang bebeda. Tapi keputusan dari Kongres Komunis Internasional kedua secara praktis berarti bahwa kita harus membentuk sebuah front bersatu dengan nasionalisme revolusioner. Seperti yang kita harus ketahui , bahwa membentuk sebuah front bersatu juga perlu bagi Negara kita, front bersatu kita tidak bisa berdampingan dengan para Demokrat Sosial tapi harus bersama para nasionalis revolusioner. Namun, taktik yang digunakan oleh para nasionalis seringkali berbeda dengan cara kita; sebagai contoh, pemboikotan dan perjuangan pembebasan kaum Muslim, Pan-Islamisme. Dua hal inilah yang secara khusus saya pertimbangkan, sehingga saya bertanya begini. Pertama, apakah kita akan mendukung gerakan boykot atau tidak? Kedua, apakah kita akan mendukung Pan-Islamisme, ya atau tidak? Bila ya, seberapa jauh kita akan terlibat?

Pemboikotan tersebut, harus saya akui, pasti bukanlah sebuah metode Komunis, tapi hal itu adalah salah satu senjata paling tajamyang ada pada situasi penaklukan politik-militer di (Hindia)Timur. Dalamm dua tahun terahir kita telah menyaksikan keberhasilan pemboikotan rakyat Mesir 1919 melawan imperialism Inggris, dan lagi pemboikotan besar oleh China di ahir 1919 dan awal 1920. Gerakan Pemboikotan terbaru terjadi di India Inggris. Kita bisa menganggap bahwa dalam beberapa tahun kedepan bentuk-bentuk lain pemboikotan akan terwujud di (Hindia) timur. Kita tahu bahwa ini bukan metode kita; ini adalah metode yang cukup borjuis, sesuatu yang dimiliki oleh para borjuis nasionalis. Lebih jauh kita bisa bilang; bahwa pemboikotan berarti dukungan terhadap home-grown capitalism; tapi kita juga telah menyaksikan bahwa setelah gerakan boikot di India, kini ada delapan ratus pemimpin menderita di penjara, bahwa pemboikotan telah membangkitkan sebuah atmosfer yang sangat revolusioner, memang gerakan boikot telah memaksa pemerintahan Inggris untuk meminta bantuan militer kepada Jepang,dalam artian hal itu akan berkembang menjadi sebuah pemeberontakan bersenjata. Kita juga tahu bahwa para pemimpin The mahommedan di india – Dr. Kirchief, Hasret Mahoni dan Ali bersaudara – adalah para nasionalis yang nyata; kita tidak memiliki rising untuk merekam pada saat Gandhi dipenjara. Tapi rakyat di India sangat paham apa yang diketahui oleh para pelaku revolusi di sana: bahwa sebuah kebangkitan local hanya bisa berahir dalam kekalahan, karena kita tidak punya senjata atau material militer lainnya di sana, karena itu pertanyaan dari gerakan boikot akan, sekarang atau nanti, menjadi sebuah tekanan bagi kita para Komunis. Baik di India maupun Jawa kita sadar bahwa banyak Komunis yang cenderung memprokamirkan gerakan boikot di Jawa, mungkin karena ide-ide Komunis yang berasal dari Rusia teah lama dilupakan, atau mungkin ada semacam perasaan leapas dari Komunis di India sebagaimana yang bisa menantang pada semua gerakan. Bagaimanapun juga kita dihadapkan pada pertanyaan: apakah kita akan mendukung taktik ini, ya atau tidak? Dan seberapa jauh kita akan terlibat?

Pan-Islamisme adalah sebuah sejarah panjang. Pertama saya akan berbicara tentang pengalaman kita di Hindia Belanda dimana kita pernah bekerja sama dengan para Islamis. Di Jawa kita punya organisasi yang sangat besar dengan banyak petani yang sangat miskin, yaitu Sarekat Islam. Antara 1912 dan 1916 organisasi ini memiliki sejuta anggota, mungkin sebanyak tiga atau empat juta. Itu adalah sebuah pergerakan popular yang sangat besar, yang timbul secara spontan dan sangat revolusioner.

Hingga 1921 kita berkolaborasi dengan mereka. Partai kita, terdiri dari 13,000 anggota, menuju pergerakan popular ini dan membawa propaganda di sana. Pada 1921 kita berhasil membuat Sarekat Islam mengadopsi program kita. Sarekat Islam terlalu gelisah di pedesaan mengenai control pabrik-pabrik dan slogan: Segala kekuasaan untuk para petani miskin, segala kekuasaan hanya untuk para kaum proletar! Dengan demikian Sarekat Islam membuat propaganda yang sama dengan milik Partai Komunis kita, hanya saja terkadang menggunakan nama yang berbeda.

Namun pada 1921 sebuah keretakan timbul sebagai hasil dari kritik janggal terhadap kepemimpinan Sarekat Islam. Pemerintah melalui agennya di Sarekat Islam mengeksploitasi keretakan ini, dan juga mengeksploitasi keputusan pada Kongres Komunis Internasional Kedua: Perjuangan melawan Pan-Islamisme! Apa kata mereka kepada para petani? Mereka bilang: Lihatlah, Komunis tidak hanya menginginkan keretakan, mereka ingin menghancurkan agamamu! Itu terlalu berlebihan untuk seorang petani muslim. Sang petani berpikir: aku telah kehilangan segalanya di dunia ini, haruskah aku kehilangan surgaku juga? Tak akan ! ini adalah cara seorang Muslim berpikir singkat. Para pembuat propaganda di antara agen pemerintah telah berhasil mengeksploitasinya dengan sangat baik. Jadi kita memiliki kertakan. (ketua: Waktu Anda telah habis)

Saya datang dari Hindia Belanda, dan melalui perjalanan selama empat hari .(Applause).

Para pengikut Sarekat Islam percaya pada propaganda kita dan tetap bersama kita di perut mereka, untuk menggunakan sebuah expresi popular, tapi di hati mereka mereka masih bersama Sarekat Islam, dengan surge mereka. Karena surge adalah sesuatu yang tak bisa kita berikan pada mereka. Karena itulah, mereka memboikot pertemuan-peretemuan kita dan kita tidak bisa melanjutkan propaganda lagi.

Sejak ahir tahun lalu kita telah bekerja kearah pembangunan ulang link dengan Sarekat Islam. Pada kongres kita Desember tahun lalu kita bilang bahwa Muslim di Kaukasus dan Negara-negara lain, yang bekerjasama dengan Soviet dan berjuang melawan Kapitalism Internasional, memahami agama mereka dengan lebih baik, kita juga bilang bahwa, jika mereka ingin membuat sebuah propaganda untuk agama mereka, mereka bisa, meskipun mereka tidak harus melakukannya di berbagai pertemuan tapi di masjid-masjid.

Kita telah ditanya di berbagai pertemuan public: Apakah Anda Muslim - ya atau tidak? Apakah Anda percaya pada Tuhan – ya atau tidak? Bagaimana kita menjawabnya? Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan Muslim (Loud applause), karena Tuhan berfirman bahwsanya banyak iblis di antara banyak manusia! (Loud applause.) Jadi kita bebankan sebuah kekalahan pada para pemimpin mereka dengan Qur’an di tangan kita, dan di kongres kita tahun lalu kita telah memaksa para pemimpin mereka, melalui para pengikutnya, untuk bekerjasama dengan kita.

Ketika sebuah serangan umum pecah Maret tahun lalu, para pekerja Muslim membutuhkan kita, karena kita memiliki petugas kereta api (railwaymen) di bawah kepemimpinan kita. Para pemimpin Sarekat Islam berkata: Anda ingin bekerjasama dengan kami, jadi Anda harus menolong kami juga. Tentu kita mendatangi mereka, dan berkata: Ya, Tuhan Anda maha kuasa, tapi Dia telah berfirman bahwa di dunia railwaymen lebih berkuasa! (Loud applause.) railwaymen adalah pelaksana executive Tuhan di dunia ini. (Laughter)

Tapi ini tidak menjawab pertanyaan itu, jika kita mempunyai keretakan lain mungkin kita bisa yakin bahwa para agen pemerintah akan berada di sana lagi bersama Pan-Islamisme mereka. Jadi pertanyaan tentang Pan-Islamisme adalah sebuah pertanyaan yang sangat mendadak.

Tapi sekarang pertam-tama orang harus paham benar apa arti dari kata Pan-Islamisme. Zaman dahulu, ini mempunyai sebuah makna historis dan berarti bahwa Islam harus menaklukkan seluruh dunia, pedang di tangan, dan ini harus dilakukan di bawah pemimpin seorang Khalifah, dan Sang Khalifah haruslah keturunan Arab. 400 tahun setelah meninggalnya Muhammad muslim terpisah menjadi tiga Negara besar dan kemudian Perang Suci telah kehilangan arti pentingnya bagi semua dunia Islam. Kemudian hilang arti bahwa, dengan nama Tuhan, Kholifah dan agama Muslim harus menaklukkan dunia, karena Kholifah Sepanyol mengatakan, Aku adalah benar-benar Kholifah, aku harus membawa panji (Islam), dan Kholifah Mesir mengatakan hal yang sama, serta Kholifah Baghdad berkata, Aku adalah Kholifah yang sebenarnya, karea aku berasal dari suku Arab Quraisy.

Jadi Pan-Islamisme tak lagi memiliki arti sebenarnya, tapi kini dalam prakteknya memiliki sebuah arti yang benar-benar berbeda. Saat ini, Pan-Islamisme berarti perjuangan untuk pembebasan bangsa, karena bagi pemeluknya islam adalah segalanya: tidak hanya agama, tapi juga Negara, ekonomi, makanan, dan lin sebagainya. Dengan demikian Pan-Islamisme saat ini berarti persaudaraan antar sesame Muslim, dan perjuangan kemerdakaan bukan hanya untuk Arab tapi juga India, Jawa dan semua Muslim yang tertindas. Persaudaraan ini berarti perjuangan kemerdekaan praktis bukan hanya melawan kapitalisme Belanda, tapi juga Inggris, Perancis dan Itali, karena itu melawan kapitalisme secara keseluruhan. Itulah arti Pan-Islamisme saat ini di Indonesia diantara rakyat yang tertinda colonial, menurut propaganda rahasia mereka – perjuangan melawan kekuasaan imperialis yang lain di dunia.

Ini adalah tugas baru kita. Hanya karena kita ingin mendukung perjuangan nasioanal, kita juga ingin mendukung perjuangan kemerdekaan 250 juta Muslim yang hidup di bawah kekuasaaan imperialis. Karena itu saya tanya sekali lagi: haruskah kita mendukung Pan-Islamisme, dalam pengertian ini?

So I end my speech. (Lively applause)

Tuesday, October 7, 2008

the DJs, Should they be SEXY..?



my friend grabs my hand and pull me in to a dark place... dark room with a strange lighting.but the music sound so loud! Thus, the villager just say"wat da....fff?" he felt so surprised when he came into the room and found lotta people dancing in the dark room with laser on every corner... wow! he said.
He knew this is not a theater where the play su'd be on the stage. becuze those people act on the floor. This is not a play of star wars but this is just a music club... yup.. music club. He found a cute gal with a headset hanging on her neck, looks so busy with the desk in front of her... once she replace a plate on the desk. She must be the leader of this party... she is the DJ

so what is a DJ????
find them here: wikipedia, act as a Dj
also click espaciodeejays