Sudah 10 tahun lebih saya merokok. Dan iya ternyata saya menikmati hal itu, saya kecanduan rokok. berawal dari iseng-iseng karena bosen di sekolah ahirnya saya benar-benar maerasa butuh dua barang sialan ini... ahahahha...
Ya, saya masih ingat bagaimana potensi bisnis rokok di negeri kita, malah saya adalah salah satu penyumbang rutin, ahahah
Saat kecanduan Anda akan merasakan pengaruh psikologis dari sembarang benda sialan yang membuat Anda kecanduan. Ada rasa nyaman, semangat, bahkan mungkin ini yang paling saya benci, ada rasa percaya diri di situ. Bukan saat Anda memegang batang rokok itu. Tapi bahkan saat usai menikmati rokok.
Ahahahah... ouh Tuhan..
Well kembali ke judul nih.
Saya beberapa bulan ini agak dekat dengan orang-orang rayon PLN di Lombok NTB. Kebetulan ada kerjaan yg berkaitan sama sistem distribusi di Lombok. Banyak yang menarik dari pekerjaan meraka, tentu. Namun, among all of them, yang menarik bagi saya adalah energi alternatif. Ternyata PLN Lombok juga menggunakan PLTMH. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, yah sekitar 5 MW gitu deh. Ada PLTMH Kokok Putih dan PLTMH Pengga. Keren ya, itu berarti potensi alam benar2 dimanfaatkan. Nggak sih, saya nggak bikin penelitian tentang optimasi pemanfaatan potensi energi terbarukan di Lombok. Saya hanya baru kali ini tau bahwa ada PLTMH juga di sini.
So... saya sempat ngobrol2 saat klarifikasi model jaringan bareng orang2 dari Rayon Tanjung kalo ga salah. Saya sendiri buta tentang teknis operasi PLT air, ngasal aja saya nanya
"Pak..kalo lagi musim hujan gini debit air tentu ningkat dong?"
"wah tentu Mas.."
"Ya.. artinya Bapak dapat energi gratis berlimpah dong ??"
"Nggak juga sih Mas. Justru musim hujan gini kita dibikin repot sama kotoran dari hutan yang masuk ke bendungan.."
Ahahaha... Iya ternyata demikian pemirsa. Ada masalah di balik potensi. Eh.. kemudian saya juga mikir, kalo beban konsumsi sama, tentu kelebihan energi kalopun ada juga ga bisa ditabung jadi duit. Yah katakanlah kita simpen di dalam baterai gitu. Wlew... kebayang seberapa besar kapasitas simpannya. Tapi mungkin itu juga bukan solusi mengingat harga baterai dan kualitas batarai yg ada.
Mengenai potensi energi gratis itu saya juga baru tahu klo dari yg gratis itu yg bisa kita pakai hanya sebagian saja. Pernah ngobrol sama orang distribusi yg kebetulan familiar dengan wind farm. pas saya tanya
"Wow bayangin kalo ada badai, berapa banyak surplus yang didapatkan?"
"Well sir.. Actually there is always limitation for every system we made. This wind farm mostly can stand only until maximum wind speed of 25kmh."
Ahahahaha... ya begitulah. Justru saat badai atau katakanlah kecepatan angin di atas batas, maka gearbox akan lepas.. dan mesinpun mati.
Ada teman yg kebetulan kerja di kontraktor industri. Dia crita pengalaman di proyek Geotermal. Ternyata untuk membuat sebuah pembangkit panas bumi diperlukan pengamatan "kualitas" sumur geotermal dengan sangat teliti setelah pengeboran sumur (tentunya dengan investasi yg tidak sedikit). Pengamatan dilakukan bahkan hingga 2 tahun sebelum ahirnya diputuskan bahwa sumur ini layak dibuat pembangkit listrik atau tidak.
Pantesan bisnis ini hanya dipegang perusahaan raksasa sekelas Chevron atau Pertamina. ehehe
Untuk memperoleh energi gratis itu justru kita harus investasi sangat mahal. Ya tentu saja sesuai dengan skala energi yang dijanjikan.
Hari ini sih sepertinya masih banyak proyek PLTD di negara kita. Perlahan memang itu harus ditinggalkan, karena itu membuat kita semakin tergantung dengan minyak. Bagaimanapun juga pastinya itu langkah bijak PLN untuk saat ini dengan berbagai pertimbangan meraka.
Ah.. iya saya jadi ingat Pandansimo. Proyek pembangkit listrik tenaga angin oleh BPPT dan LAPAN, dan mungkin ada lagi lembaga lainnya. Untuk lokal wilayah pantai Pandansimo Jogja, listrik dijual ke pengguna (waktu itu sih di berita hanya diperlihatkan pemakainnya untuk fasilitas warung2 dan pasar ikan di dekat pantai) dengan harga yg sangat terjangkau.
Pilot project semcam itu sih selalu tampak cantik ya. Tapi saya belum tahu seberapa besar kapasitasnya, dan apakah itu masuk akal untuk skala bisnis. yah, setidaknya sebagai alternatif energi di remote area dekat pantai.
Masih panjang ceritanya. Kita tahu bahwa garis pantai Indonesia adalah salah satu yg terpanjang di dunia Alah saya ga perlu klarifikasi data ini, salah juga ga apa2. yang jelas potensi energi angin di sepanjang pantai itu sangat besar. Lantas semahal apakah investasi ke sana sehingga "orang-orang" masih belum mau memulai bisnis di bidang itu?
Ataukah memang investasi di bidang ini tidak feasible.
Kenapa hayoo?