Thursday, April 16, 2009

Gelombang suara untuk gelombang otak

dari : spectrum.ieee.org,by Willie D. Jones

Ketika sebagian besar orang mendengar kata ultrasound, mereka berpikir tentang alat diagnostic yang digunakan untuk melihat bagian dalam dari rahim dan mengintip si janin. Namun para peneliti di Arizona State University di Tempe mengembangkan penggunaan dari ultrasound: mengontrol aktifitas otak dari luar tengkorak.

William J. Tyler, salah satu teknisi pengembang serta professor asisten di ASU, mengatakan bahwa ultrasound suatu saat akan memungkinkan seorang dokter (physician) untuk mengganti implant-implant saraf dengan external device. “Kami berusaha untuk mengembangkan teknologi ke suatu point di mana kita bias menghindari penggunaan elektroda yang (sering) dipakai dalam peransangan saraf vagus dan peransangan otak dalam(vagus nerve stimulation and deep brain stimulation),” kata Tyler.

Vagus nerve stimulation digunakan untuk menyembuhkan epilepsy serta depresi parah; deep brain stimulation digunakan pada penyembuhan penyakit Parkinson dan, secara experiment , penyakit-penyakit saraf dan psikis lainnya. Keduanya mengandalkan kerja system yang mirip dengan pacemaker yang ditanam dalam dada pasien, dengan beberapa elektroda yang digunakan untuk saraf maupun otak. Menghilangkan resiko dari operasi bisa membuat neurostimulation lebih terealisasi secara luas.

Pada bulan Oktober, Tyler dan rekan-rekannya melaporkan bahwa mereka telah menggunakan ultrasound dengan daya dan frekuensi rendah untuk menstimulus aktifitas dalam irisan tipis dari jaringan otak yang dijaga dalam slide atau film; menjelang awal Novembt, tim tersebut telah melakukan sebuah percobaan pada seekor tikus hidup dimana mereka mempengaruhi gerakan tanpa sengaja si tikus dengan menstimulus bagian-bagian tertentu otak tikus dari luar kepalanya. Dalam kedua kasus tersebut mereka menggunakan ledakan ultrasound pada rentang frekuensi (0.44-0.67) MHz jauh lebih kecil dari frekuensi yang digunakan dalam pencitraan. Alat teresebut memancarkan daya 23 mW per cm persegi dari otak – sebuah fraksi batas atas 180 mW/cm2 yang diberikan oleh US Food and Drug Administration (FDA)untuk scanning rahim.

Kombinasi antara frekuansi rendah dan daya rendah ini menggambarkan sebuah titik di mana gelombang suara tersebut telah menembus tulang tengkorak dan mempengaruhi sel-sel otak. Gelombang ini secara temporal membuka kanal-kanal gerbang-tegangan sodium yang, protein khusus yang memungkinkan ion sodium untuk menembus membrane sel. Hasilnya adalh perubahan local dalam polaritas sel dari negative ke positif. Perubahan polaritas ini bisa cukup kuat untuk menyebabkan sel untuk melepas chemical neurotransmitter dan karenanya mempengaruhi perubahan voltase yang sama pada neuron yang lain yang tersambung dengannya, menghasilkan gerakan atau perilaku lainnya.

Ibu-ibu yang sedang mengandung tak perlu khawatir bahwa ultrasound imaging akan membahayakan otak janin, kata Tyler. Kelompoknya telah menunjukkan bahwa pada frekuensi yang lebih tinggi dan rating daya yang digunakan dalam imaging, potensi penembusan – tulang dan brain – modulating sangat berkurang.
Tim tersebut juga telah memeriksa penggunaan low – power, low – frequency ultrasound pada alat-alat lain; bukannya memicu pengendalian aktifitas otak secara tepat pada area yang difokuskan, malah melemahkan tingkat metabolism di seluruh bagian otak.

Aplikasi dari hal ini adalah pencegahan kerusakan sekunder yang terjadi beberapa menit atau jam setelah sebuah luka kepala karena sebuah trauma yang melemahkabn aliran darah dan serangkaian reaksi kimia yang menyebabkan kematian sel.

“Bayangkan seorang anggota infantry yang terkoyak oleh ledakan atau pemain football yang terhunjam ke tanah oleh tumbukan antar helm,” ucap Tyler. “Beberapa sensor akan mendeteksi adanya gaya kuat yang mengakibatkan sebuah goncangan kasar. Kemudian sebuah barisan tranduser ultrasound yang terpasang di helm akan secara otomatis menyala, mengatur jalur neuroprotective dalam otak yang akan memperlambat tingkat metabolism otak, [membatasi chemical destructive cascade], serta menghindari kematian sel.”

Frekuensi rendah yang digunakan bisa menempuh jarak tertentu di udara. Jadi, mungkinkah Anda bisa terpukul oleh sebuah dentuman yang merubah – mood melampaui sebuah ruangan? Mungkin tidak, kata Tyler. Secara teori, teknik ultrasound hanya mampu bekerja hingga 1 meter, ucapnya. “Jarak terjauh yang telah kami coba selama ini adalah sekitar 50mm.”
Butuh sekitar 5 tahun, menurut perkiraan Tyler, untuk pengembangan control otak jarak jauh hingga memasuki tahap clinical trial, dan persetujuan FDA.

Friday, April 10, 2009

menerbangkan satellite 77000km tanpa tabrakan


Banyak cerita tentang para operator mengendalikan mesin-mesin ekstrim yang sering kali menarik perhatian orang-orang awam maupun para pelajar di teknik. Tak jarang perusahaan documenter sekelas National Geographic atau Discovery Channel menyajikan cerita khusus tentang pekerjaan masinis KA, pilot jet tempur dan segenap profesi pengendali mesin lainnya. Kali ini saya mendapat cerita singkat tentang pemindahan sebuah satellite dari posisi awalnya yg berada di langit Amerika Selatan ke rumahnya yg baru di atas Lautan India tepatnya di atas Afghanistan dan Iraq.(sepenuhnya dari “spectrum.ieee.org”;ilustrasi dari:http://www.flickr.com/photos/gitarau/3255822638/)


Pada bulan Februari (2009), Bethesda, Md.-based Intelsat General Corp. mendapat sebuah panggilan darurat. Departemen pertahan AS mebutuhkan segera bandwidth yang lebih besar untuk remote-controlled unmanned vehicle yang beroperasi di Iraq dan Afghanistan. Itu berarti bahwa Intelsat harus segera menerbangkan salah satu dari geosynchronous satellite-nya di atas langit yang berada separuh lingkar bumi dari tempatnya berasal tanpa menyebabkan berbagai masalah dengan sampah orbital yang baru-baru ini mengharuskan para astronaut di International Space Station untuk berlindung di escape ship.

Pada 2 Maret, para insinyur di Intelsat satellite operations center, di Washington, memulai pemindahan satellite yang bernama Galaxy 26 dari tempat asalnya 33600 kilometer di atas Amerika Selatan ke sebuah slot baru pada ketinggian yang sama di atas Samudera Hindia.

Galaxy 26 telah bekerja sebagai relay untuk commercial video dan data traffic. Menurut Tobias Nassif, Intelsat’s vice president bidang operation dan engineering, satellite tersebut telah siap untuk pemindahan delam seminggu dari permintaan formal pihak militer. Itu adalah waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer data komersial ke salah satu dari 52 satellite yang dimiliki oleh Intelsat, menentukan koordinat perpindahan dengan operator satellite lain untuk menghindari tumbukan, dan mencegah emisi RF Galaxy 26 dari terjadinya interferensi dengan transmisi satellite lain.

Menggeser posisi satellite sedikit lebih susah daripada melemparkannya ke dalam bak mobil yang sedang melaju dan mengangkutnya ke tempat tujuan, terang Nassif. Para insinyur di Washington mengirim sebuah perintah agar satellite menyalakan thrusternya pada dua pulsa, sekali untuk tiap setengah orbitnya. Double pulse tersebut berguna untuk memastikan bahwa orbit satellite tetap melingkar bukan elips karena bergerak 550 km di bawah orbit geosynchronous. Galaxy 26 bergeser selama 15 hari di sepanjang lintasan sementaranya yang sangat jauh lebih pendek (dari lintasan semula).

Sementara itu, kata Nassif, satellite ini masih mengelilingi ekuator pada orbt yang lebih tinggi, melewatinya pada kecepatan relative 7 derajat per hari, atau secara kasar sekitar 215 km/jam. Selama dua minggu Galaxy 26 telah menjelajah sekitar 77000 km dari posisi awalnya ke rumah barunya di sepanjang sabuk lintasan geosinkron. Saat satellite mendekati tenggeran barunya, pengontrolnya melakukan maneuver thrusting pada arah yang berlawanan (dengan arah thrusting sebelumnya), menyebabkan satellite menepi di jendela barunya yang berada 39kuadrat km di atas Samudera Hindia.

Namun dengan 350 buah satellite aktif selain 1200 objek yang berkeliaran di sabuk geosinkron, tidakkah para wrangrel satellite Intelsat takut terhadap tumbukan seperti yang terjadi pada Februari ketika Cosmos 2251 dan Iridium 33 telah secara kasar dipertemukan satu-sama lainpada kecepatan hampir 28000km/jam?

“Ada sebuah resiko tertentu untuk setiap maneuver seperti itu,” imbuh Nassif. Tapi dia menyatakan bahwa kemungkinan crash pada orbit geosinkron adalah lebih kecil daripada pada orbit yang lebih rendah, di mana terdapat ribuan benda meggelandang. Di antaranya adalah satellite aktif yang tidak mengikuti path yang dieprintahkan dan tidak semuanya bergerak pada satu arah yang sama. Pada orbit geosinkron, bahkan satellite-satellite yang telah mati berbaris dalam lockstep, membekas angka 8 di langit. Namun itu berarti mereka masih bias melintasi path dari satellite-satellite aktif dua kali sehari.