Friday, April 10, 2009

menerbangkan satellite 77000km tanpa tabrakan


Banyak cerita tentang para operator mengendalikan mesin-mesin ekstrim yang sering kali menarik perhatian orang-orang awam maupun para pelajar di teknik. Tak jarang perusahaan documenter sekelas National Geographic atau Discovery Channel menyajikan cerita khusus tentang pekerjaan masinis KA, pilot jet tempur dan segenap profesi pengendali mesin lainnya. Kali ini saya mendapat cerita singkat tentang pemindahan sebuah satellite dari posisi awalnya yg berada di langit Amerika Selatan ke rumahnya yg baru di atas Lautan India tepatnya di atas Afghanistan dan Iraq.(sepenuhnya dari “spectrum.ieee.org”;ilustrasi dari:http://www.flickr.com/photos/gitarau/3255822638/)


Pada bulan Februari (2009), Bethesda, Md.-based Intelsat General Corp. mendapat sebuah panggilan darurat. Departemen pertahan AS mebutuhkan segera bandwidth yang lebih besar untuk remote-controlled unmanned vehicle yang beroperasi di Iraq dan Afghanistan. Itu berarti bahwa Intelsat harus segera menerbangkan salah satu dari geosynchronous satellite-nya di atas langit yang berada separuh lingkar bumi dari tempatnya berasal tanpa menyebabkan berbagai masalah dengan sampah orbital yang baru-baru ini mengharuskan para astronaut di International Space Station untuk berlindung di escape ship.

Pada 2 Maret, para insinyur di Intelsat satellite operations center, di Washington, memulai pemindahan satellite yang bernama Galaxy 26 dari tempat asalnya 33600 kilometer di atas Amerika Selatan ke sebuah slot baru pada ketinggian yang sama di atas Samudera Hindia.

Galaxy 26 telah bekerja sebagai relay untuk commercial video dan data traffic. Menurut Tobias Nassif, Intelsat’s vice president bidang operation dan engineering, satellite tersebut telah siap untuk pemindahan delam seminggu dari permintaan formal pihak militer. Itu adalah waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer data komersial ke salah satu dari 52 satellite yang dimiliki oleh Intelsat, menentukan koordinat perpindahan dengan operator satellite lain untuk menghindari tumbukan, dan mencegah emisi RF Galaxy 26 dari terjadinya interferensi dengan transmisi satellite lain.

Menggeser posisi satellite sedikit lebih susah daripada melemparkannya ke dalam bak mobil yang sedang melaju dan mengangkutnya ke tempat tujuan, terang Nassif. Para insinyur di Washington mengirim sebuah perintah agar satellite menyalakan thrusternya pada dua pulsa, sekali untuk tiap setengah orbitnya. Double pulse tersebut berguna untuk memastikan bahwa orbit satellite tetap melingkar bukan elips karena bergerak 550 km di bawah orbit geosynchronous. Galaxy 26 bergeser selama 15 hari di sepanjang lintasan sementaranya yang sangat jauh lebih pendek (dari lintasan semula).

Sementara itu, kata Nassif, satellite ini masih mengelilingi ekuator pada orbt yang lebih tinggi, melewatinya pada kecepatan relative 7 derajat per hari, atau secara kasar sekitar 215 km/jam. Selama dua minggu Galaxy 26 telah menjelajah sekitar 77000 km dari posisi awalnya ke rumah barunya di sepanjang sabuk lintasan geosinkron. Saat satellite mendekati tenggeran barunya, pengontrolnya melakukan maneuver thrusting pada arah yang berlawanan (dengan arah thrusting sebelumnya), menyebabkan satellite menepi di jendela barunya yang berada 39kuadrat km di atas Samudera Hindia.

Namun dengan 350 buah satellite aktif selain 1200 objek yang berkeliaran di sabuk geosinkron, tidakkah para wrangrel satellite Intelsat takut terhadap tumbukan seperti yang terjadi pada Februari ketika Cosmos 2251 dan Iridium 33 telah secara kasar dipertemukan satu-sama lainpada kecepatan hampir 28000km/jam?

“Ada sebuah resiko tertentu untuk setiap maneuver seperti itu,” imbuh Nassif. Tapi dia menyatakan bahwa kemungkinan crash pada orbit geosinkron adalah lebih kecil daripada pada orbit yang lebih rendah, di mana terdapat ribuan benda meggelandang. Di antaranya adalah satellite aktif yang tidak mengikuti path yang dieprintahkan dan tidak semuanya bergerak pada satu arah yang sama. Pada orbit geosinkron, bahkan satellite-satellite yang telah mati berbaris dalam lockstep, membekas angka 8 di langit. Namun itu berarti mereka masih bias melintasi path dari satellite-satellite aktif dua kali sehari.

No comments: