Wednesday, October 8, 2008

Bitumen Aspal Buton sebagai Propelan Roket

Setelah kabar gembira tentang keberhasilan para ilmuwan LAPAN menciptakan propelan secara mandiri, beberapa saat yang lalu muncul satu lagi berita penemuan propelan roket dari bitumen aspal.

Adalah sebuah penelitian hasil kerjasama Dislitbang TNI AL dengan Universitas Gadjah Mada selama kurang lebih satu tahun yang berhasil menemukan jenis propellant roket dari bitumen aspal. Dalam hal ini aspal yang digunakan adalah aspal dari Buton, karena hasil ekstrkasinya mengandung bitumen sekitar 20-35%. Sedangakan yang dibutuhkan untuk propelan hanya sekitar 20% bitumen. Dan aspal di belahan dunia rata-rata hanya mengandung 15% bitumen.
Rencananya, bahan ini akan digunakan untuk ‘menghidupkan kembali’ misil TNI AL yang propelannya telah melewati usia pakai. Seperti Strella-2 atau SA-7 dari Russia, yang disini dikenal dengan AL-1M(sebuah rudal panggul anti pesawat). Ir. Sayono (UGM) optimis propel-X, demikian bahan ini disebut, bisa digunakan untuk menggantikan propelan rudal seukuran MM-40 Exocet. ”Saya yakin karena burning time propel-X lebih bagus (singkat) dari propelan Exocet. Jika sustaine exocet mencapai 20 detik, propel-X hanya 13 detik. Sedang untuk booster, jika exocet 16 detik propel-X hanya 3 detik,” katanya. Bahan ini bahkan mampu mendongkrak kecepatan misil dari Mach 1.4 menjadi Mach 1.7.

Dari pihak UGM ,dalam hal ini Ir. Sayono, pada tahun 2000 telah mematenkan penemuannya yang berupa teknik ekstraksi aspal. Dia dicatat dalam 1000 inventor dunia sebagai penemu teknik ekstraksi aspal. Sebenarnya Ir. sayono sendiri bukanlah orang baru dalam bidang peroketan. Pada 1960-an saat UGM meluncurkan roket GAMA-1, 2, dan 3, beliau termasuk ke dalam tim pembuat roket tersebut. Selain itu, Alm. Prof Muslim, mantan guru besar Fisika UGM, juga termasuk mahasiswa yang terlibat dalam proyek itu.

Terlepas dari fakta apakah bahan ini akan digunakan untuk roket LAPAN atau tidak. Ini tetap sebuah kabar gembira bagi beberapa orang yang terlibat dalam bidang peroketan Indonesia dan sekaligus pencapaian hebat seorang putera bangsa. Patut disukuri karena dunia peroketan Indonesia sadang berada pada tahap dimana masyarakat umum mulai mempertanyakan prestasi LAPAN. Meskipun beberapa decade yang lalu Negara kita ini adalah yang kedua meluncurkan roket di Asia setelah Japan. Kini tampaknya hal itu memang layak untuk dipertanyakan.

Entah kapan LAPAN mampu menunjukkan taringnya baik di pandangan masyarakat Indonesia ataupun ASEAN. Yang jelas saat ini lembaga tersebut sedang berupaya keras untuk itu. Maklum, lembaga ini mulai vakum dalam bidang peroketan sejak pertengahan 1960-an dan berkonsentrasi pada pembuatan pesawat terbang. Namun, selain masalah tersebut kendalanya (bahkan mungkin kendala utama) adalah anggaran yang pas-pasan. Apalagi tahun 2008 anggarannya dikurangi oleh pemerintah, sehingga mengakibatkan beberapa agenda LAPAN harus ditunda.

Kalo kita tengok kegiatan peroketan diluat negeri, dimana klub-klub pehobi roket bahkan bisa meluncurkan roket dengan diameter sekitar 300mm, maka kita telah ketinggalan sangat jauh. Sepertinya selain butuh kemampuan yang mumpuni, para ilmuwan dan insinyur di Indonesia juga butuh kesabaran. Ya.. bangsa ini memang sedang membutuhkan orang-orang sabar.

3 comments:

Sahwawi Rocketry Blog said...

Para Ilmuwan Lapan pada hebat mendapatkan propelan dari aspal buton yang ada di Indonesia dan pasti jika dibuat menjadi propelan pasti lebih berkualitas tinggi dan lebih agresip . . .

nadzor said...

ayo dukung terus pengemabangan teknologi keangkasaan kita

eka tri sapta said...

Luar biasa majulah Indonesia